Dikisahkan dari Ibnu Abbas bahwasanya Rasulullah ï·º beristirahat dalam suatu perjalanan di akhir malam di Awwalatul Jaisy (nama suatu tempat dekat Madinah) dan beliau bersama Sayyidah Aisyah radhiyallahu 'anha. Lalu kalung Aisyah yang terbuat dari manik Zhifar terputus (dan hilang).
Mengetahui hal itu, Nabi Muhammad berhenti untuk mencarinya. Karena pada saat itu rombongan tidak memiliki air dan di tempat itu tidak ada mata air, maka para sahabat mengadu kepada Abu Bakar perihal sikap Aisyah yang sampai membuat Nabi berhenti.
“Engkau menahan Rasulullah dan orang-orang di tempat yang tidak ada mata airnya dan mereka tidak mempunyai air,” kata Abu Bakar kepada putrinya itu, sembari memarahinya.
Nabi mencari kalung istrinya hingga malam, namun tidak ketemu juga. Pada pagi esok harinya, Nabi bangun dengan tidak ada air di sampingnya. Namun kemudian Allah menurunkan wahyu tentang tayamum (Al-Maidah ayat 6). Mereka pun bertayamum setelah menerima wahyu tersebut.
"Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, maka jika kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur."
(QS Al-Maidah ayat 6)
Kalung tersebut ditemukan tanpa sengaja oleh Aisyah, ketika dia mencari unta yang dinaikinya dan ternyata kalungnya ada di bawahnya. Demikian lah keberkahan Sayyidah Aisyah sehingga Allah menjadikan jalan keluar darinya. Yakni tayamum untuk bersuci, manakala tidak ada air.
0 Komentar